Connect with us

Press Release

Pernyataan Sikap BWF atas Maraknya Aksi Kriminalitas Gerombolan Beratribut Persebaya

Published

on

Aksi penyerangan gerombolan berbaju Persebaya kepada warga Semarang menimbulkan keprihatinan. Bukan sekali saja, aksi kekerasan dialami warga lokal saat ada pertandingan tandang Persebaya. Yang membuat miris, aksi kriminalitas juga makin marak mengiringi laga away. Rentetan aksi tersebut jelas merugikan Persebaya dan Bonek. Ijin pertandingan susah turun dan Bonek yang murni ingin mendukung Persebaya tidak diterima di mana-mana.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, juga ikut geram atas aksi-aksi kriminalitas dari gerombolan beratribut Persebaya ini. Eri meminta polisi bertindak tegas dengan menangkap para pelaku kriminal.

“Tindakan tegas diperlukan karena mereka yang berbuat kriminal sejatinya bukanlah Bonek, melainkan pelaku kriminal yang ke sana ke mari hanya untuk mengambil keuntungan pribadi dengan mengatasnamakan Persebaya dan Bonek,” tulis Eri di akun Instagramnya.

Bonek Writers Forum (BWF) juga ikut menyampaikan keprihatinan dan berharap permasalahan ini cepat selesai.

Merespons pernyataan Eri Cahyadi yang menginginkan agar aparat bertindak tegas, maka BWF mengeluarkan pernyataan sikap:

1. Mendukung langkah Wali Kota Eri Cahyadi untuk memberantas aksi kriminal yang mengatasnamakan suporter dan memakai atribut Persebaya.

2. Mendesak polisi bersikap tegas kepada gerombolan beratribut Persebaya yang terbukti melanggar hukum. Polisi bisa melakukan tindakan tegas terukur di tempat kepada para kriminal agar memunculkan efek jera.

3. Meminta manajemen Persebaya untuk tidak memberikan kompromi (NO dapur umum, NO layar lebar saat away, NO angkutan murah) kepada gerombolan yang terbukti melakukan tindakan kriminal.

4. Meminta komunitas-komunitas Bonek untuk tidak melindungi para pelaku kriminal meski memakai atribut Persebaya.

5. Meminta Bonek untuk menggelar rapat akbar dan menyatukan sikap atas maraknya aksi kriminalitas yang dilakukan gerombolan beratribut Persebaya.

6. Mendesak Bonek untuk menghentikan tradisi estafet karena rentan disusupi Boling (Bondho Maling) untuk berbuat kriminal.

Demikian pernyataan sikap ini kami buat. Besar harapan kami agar masalah ini segera teratasi. Mari kita jaga marwah Persebaya dengan memerangi Boling. (*)

Bonek Writers Forum (BWF)
Surabaya, 16 Februari 2023

Forum pencinta Persebaya yang menggeluti dan menyukai dunia literasi sepak bola.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Press Release

Pernyataan Sikap dan Beberapa Rekomendasi Bonek Writers Forum Atas Tragedi Kanjuruhan

Published

on

Tragedi Kanjuruhan di laga Arema FC vs Persebaya yang menyebabkan 127 orang tewas (data terakhir dari Polda Jatim saat konpers, Minggu, 2 Oktober 2022) membuat kita prihatin. Peristiwa yang dimulai adanya ricuh suporter dan dibalas aparat dengan menembakkan gas air mata bukan yang kali pertama. Korban tewas di stadion dengan sebab-sebab lain juga telah banyak berjatuhan.

Bonek Writers Forum (BWF) mendesak agar semua stakeholders fokus untuk menyelesaikan permasalahan di dalam sepakbola Indonesia. Penghentian liga memang salah satu langkah, namun jangan lupakan akar dari permasalahan yakni tak adanya regulasi untuk mengantisipasi agar peristiwa serupa tidak terjadi di masa mendatang.

Selain mengucapkan duka cita mendalam atas jatuhnya korban baik suporter maupun petugas keamanan, BWF memberikan beberapa rekomendasi agar peristiwa serupa tidak terulang:

  1. Mendesak DPR RI membuat pansus untuk menyelidiki peristiwa berdarah ini.
  2. Mendorong pemerintah bersama DPR menyusun dan membuat UU suporter seperti di Inggris saat pemerintah dan parlemennya membuat UU usai tragedi Hillsborough.
  3. Meminta PSSI bertanggungjawab atas peristiwa ini karena jatuhnya korban tewas dan luka di stadion telah berulangkali terjadi.
  4. Menstandarisasi prosedur penanganan massa sepakbola oleh petugas keamanan.
  5. Petugas keamanan mengikuti aturan FIFA dengan tidak lagi menggunakan gas air mata untuk mengatasi ricuh penonton di dalam stadion.
  6. Announcer pertandingan wajib menyebutkan titik kumpul serta arah evakuasi sebelum laga dan sepanjang laga, dan waktu lainnya mengantisipasi kericuhan.
  7. Seluruh stadion harus berkursi atau all seater stand. Tidak boleh ada lagi terrace stand atau tribun beton. Ini penting untuk menentukan dengan akurat jumlah penonton di stadion.
  8. Kapasitas tiket yang dicetak hendaknya tidak full, tapi ada spare 5 persen kursi kosong untuk proses evakuasi.
  9. Jam pertandingan untuk laga-laga bertensi tinggi harus digelar sore atau kalau perlu tanpa penonton.
  10. Pembatasan jam tanding paling larut pukul tujuh malam, sehingga penonton tidak pulang kemalaman mengingat sistem transportasi di Indonesia belum sebagus sistem transportasi di eropa yang memungkinkan pertandingan digelar larut malam.
  11. Wasit harus menghentikan pertandingan saat dari tribun ada nyanyian provokatif dan rasis dengan lirik penuh kebencian seperti ajakan pembunuhan.

Demikian beberapa rekomendasi dari BWF. Semoga stakeholders sepakbola nasional bisa bersatu dan fokus dalam menyelesaikan permasalahan ini. Tidak ada pertandingan sepakbola yang sebanding dengan nyawa. (*)

Continue Reading

Trending