Connect with us

On This Day

30 April 2017: Persebaya Kalah di Tangan Martapura

Published

on

Minggu, 30 April 2017, Persebaya datang ke Martapura, Kalimantan Selatan. Ini adalah laga kedua pasukan Green Force di Liga 2 musim 2017. Anak asuh Iwan Setiawan membawa bekal kurang baik dalam lawatan ini. Di laga pertama Liga 2, Green Force ditahan imbang oleh tamunya, Madiun Putra, di Gelora Bung Tomo.

Martapura FC adalah tim dengan rekor mentereng selama 3 tahun terakhir. Mereka tidak pernah kalah di kandangnya, Stadion Demang Lehman. Sempat unggul dulu menit 8 oleh gol indah Misbakus Solikin, Martapura akhirnya menenggelamkan Persebaya melalui dua gol Aidil Bogel menit 77 dan 90 babak kedua. Skor akhir laga ini 2-1 untuk kemenangan tuan rumah.

Tentu saja, dua hasil buruk memicu kekesalan Bonek. Ribuan Bonek yang hadir langsung di Martapura bereaksi. Saat para pemain akan memasuki bus untuk kembali ke hotel para bonek mengecam Iwan Setiawan. Iwan out! Iwan Out! terus dinyanyikan bonek. Terpancing, Iwan dengan tingkahnya menantang Bonek dan sempat akan memukul Bonek. Beruntung, beberapa staf manajemen memeluk Iwan dan menariknya masuk bus. Tak berhenti di situ, sambil terus mengomel Iwan mengacungkan jari tengah ke arah Bonek dari dalam bus.

Keributan Iwan tidak berhenti sampai disitu , malamnya di hotel tempatnya menginap, ada insiden dengan Bonek. Dan malam itu, Iwan terlihat untuk terakhir kalinya. Saat Persebaya kembali ke Surabaya, Iwan sudah tidak terlihat bersama rombongan. Menurut kabar, Iwan sudah terbang ke Jakarta dengan pesawat pagi hari.

Insiden ini langsung mendapat rekasi keras dari manajemen. Keesokan harinya, tepat 1 Mei 2017, presiden Persebaya, Azrul Ananda, memberi skors kepada Iwan Setiawan tidak boleh mendampingi skuad dan denda Rp 100 juta atas tindakannya. Ini adalah salah satu sejarah terkelam dalam dunia kepelatihan Persebaya. (*)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

On This Day

Persebaya 1927 Ditahan Imbang Persija IPL

Gelora 10 Nopember atau lebih dikenal dengan nama Stadion Tambaksari Surabaya menjadi saksi laga imbang Persebaya (1927) saat menghadapi Persija IPL. Skor 3 – 3 ini terjadi pada lanjutan kompetisi IPL tepatnya Minggu 3 Juni 2012.

Published

on

Surabaya – Gelora 10 Nopember atau lebih dikenal dengan nama Stadion Tambaksari Surabaya menjadi saksi laga imbang Persebaya (1927) saat menghadapi Persija IPL. Skor 3 – 3 ini terjadi pada lanjutan kompetisi IPL tepatnya Minggu 3 Juni 2012.

Delapan tahun lalu bonek memenuhi kapasitas Tambaksari. Saat itu Persebaya dilatih oleh Divaldo Alves asal Portugal. Dua gol Fernando Soler dan satu gol Otavio Dutra menyelamatkan Green Force dari kekalahan. Tiga gol Persija IPL dicetak oleh Emanuel de Porras (2) dan Rinto Ali.

“Tim sedikit drop waktu kebobolan lebih dulu, serta di babak pertama memang presurenya tinggi,” kata pelatih Persebaya, Divaldo saat itu dikutip dari detik.com.

Kerusuhan Dan Gas Air Mata

Pada hari itu juga tercatat sebagai sejarah ada bentrok antara bonek dengan aparat kepolisian. Kerusuhan disertai gas air mata terjadi di dalam dan luar stadion. Ada satu korban terinjak-injak saat akan keluar stadion bernama Purwo Adi Utomo beralamatkan di Babadan Rukun Gang 6 Nomor 3 Surabaya.

Beberapa bonek dengan menggendong anaknya protes kepada petugas yang menembakkan gas air mata / Foto : Tempo

Purwo merupakan putra tunggal pasangan Yudiatno dan Ratna, warga Babadan Rukun VI- No.3 Surabaya. Yudianto bekerja sebagai sopir pribadi sedangkan Ratna berjualan soto ayam. Purwo merupakan siswa Sekolah Menengah Kejuruan V.

Manajer Persebaya 1927 Saleh Hanifah saat itu menyatakan prihatin dengan kejadian tersebut. “Kami menanggung semua biaya pemakaman. Besok pemain akan saya ajak takziah,” kata Saleh dikutip dari Tempo. (Bim)

Susunan Pemain:

Persebaya : 30 Endra Prasetya, 24 Yusuf Hamzah, 5 Otavio Dutra, 15 Rivelino Ardiles, 3 Erol Iba (C), 8 Taufiq, 7 Walter Brizuela, 29 Mario Karlovic, 10 Andik Vermansyah, 2 Mat Halil (Rendi Irwan 57′), 9 Fernando Soler

Persija : 1 Alexsandar Vrteski; 4 Indra Cahya, 27 Tito Purnomo, 5 Liswanto, 15 Diego Michiels; 17 Arfan Arywijaya, 8 Danilo Fernando, 19 Reza (Rinto Ali), 25 Cornelis Gedy;  9 Emmanuel De Porras

Gol : 55′ Emanuel de Porras, 60′ Rinto Ali 74′ Otavio Dutra,77′ Fernando Soler, 90′ Emanuel de Porras, 93′ Fernando Soler

 

 

Continue Reading

On This Day

27 November 1990: Persebaya Juara Piala Utama

Published

on

Pada tanggal 27 November 1990, 28 tahun silam. Persebaya Surabaya dengan skuat pemain muda hasil kompetisi internal mampu muncul menjadi kampiun Piala Utama 1990.

Pada laga final di Stadion Utama Senayan, Jakarta, Persebaya Surabaya sebagai wakil dari Kompetisi Perserikatan menyudahi perlawanan klub kuat penghuni Kompetisi Galatama, Pelita Jaya dengan skor 3-2 (0-1). Tim asuhan Rusdy Bahalwan, Soebodro, Zulkifli Yasin dan Totok Risantono ini tertinggal terlebih dahulu melalui gol yang dicetak oleh Alexander Saununu yang dicetak di menit ke-35.

Kemudian Persebaya membalas melalui gol yang dihasilkan oleh Yusuf Ekodono lima menit setelah restart babak kedua. Anak asuhan pelatih Benny Dollo ini unggul lagi lima menit berselang melalui Noach Meriem. Nyaris setengah jam kemudian Yusuf Ekodono mencetak gol keduanya dan membuat keadaan imbang 2-2. Kedudukan imbang ini bertahan hingga 90 menit babak utama usai. Menit ke-95, Winedy Purwito mencetak gol kemenangan dari jarak dekat memanfaatkan kesalahan tangkapan bola kiper Listyanto Rahardjo.

Bola tendangan penjuru Seger Sutrisno keras dan terarah menghunjam area tengah gawang “The Commandos” yang tak bisa diantisipasi oleh sang kiper. Pada akhirnya skor 3-2 ini bertahan hingga peluit panjang ditiup. Dan Persebaya Surabaya berhak atas Piala Utama 1990.

Selain sebagai juara, gelar individual pun diraih oleh salah seorang pemain Persebaya Surabaya. Dia adalah Yusuf Ekodono yang muncul sebagai Top Skor dengan 6 gol. (dpp)

*) Keterangan foto: Yusuf Ekodono Mengangkat Trofi Sepatu Emas (arsip Harie Selty) 

Continue Reading

On This Day

8 Oktober 1997: Hyundai Ulsan 4 , Persebaya 1

Published

on

8 Oktober 1997 Persebaya Surabaya melakoni leg kedua Babak Pertama Piala Champions Asia 1997 melawan jawara Korea Selatan, Hyundai Ulsan di Kota Ulsan, Korea Selatan. Persebaya Surabaya dengan pelatihnya Rusdy Bahalwan membawa misi balas dendam. Karena di leg pertama yang berlangsung di Stadion Gelora 10 November Tambaksari, Surabaya pada tanggal 23 Agustus 1997 sebelumnya, Persebaya Surabaya yang tampil pincang karena beberapa pemain kuncinya absen karena pemusatan latihan Timnas Indonesia ASEAN Games 1997 harus takluk 1-2 (0-1) setelah sebelumnya unggul dahulu melalui sontekan pemain asal Brazil, Jacksen F. Tiago di menit ke-13.

Sayang cuaca dingin menjadi kendala tersendiri bagi pemain Tim Bajul Ijo ketika itu. Bahkan beberapa pemain kita sempat mengalami mimisan karena tak tahan dengan hawa dingin tersebut. Babak pertama ditutup dengan keunggulan Hyundai Ulsan 3-0. Awal restart babak kedua Green Force mampu membuat gol melalui striker berdarah Ambon, Reinald Pieters. Tersengat dengan gol ini, Ho Myung-Bo dkk menggempur pertahanan Persebaya Surabaya. Hasilnya mereka mencetak gol kembali melalui pemain tengah Yoo Sang-Chul. Hasil akhir pertandingan ini Persebaya Surabaya kalah 4-1 dari tuan rumah Hyundai Ulsan. Dan secara aggregate kalah 2-6.

Pengalaman memang mahal harganya. Tapi pasti ada pelajaran yang bisa di petik dari lawatan ke Asia Timur kali ini. Bravo Persebaya Surabaya!

Continue Reading

Trending