Connect with us

On This Day

Ketika Argentina Menyambangi Surabaya di Tahun 1975

Published

on

Klub sepak bola terkenal asal Argentina Rosario Central FC ternyata pernah menyambangi Kota Surabaya pada pertengahan tahun 1970-an. Tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1975.

Klub yang dilatih oleh Carlos Griguol dimasa itu adalah salah satu klub yang disegani di daratan Amerika Latin. Bagaimana tidak ? Terdapat “monster” bernama Mario Kempes didalamnya. Mario Kempes adalah top skor klub di musim itu dengan catatan 40 gol di semua ajang yang diikuti oleh Rosario Central FC.

Rosario Central FC adalah salah satu klub asing, selain SL Benfica (Portugal) dan FK Dniepro (Uni Soviet), yang diundang untuk mengikuti Piala Tiga Dasawarsa yang diadakan oleh PSSI. Piala Tiga Dasawarsa ini diadakan untuk memperingati 30 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Di Surabaya, tim berjuluk “La Canalla” ini dijamu oleh tuan rumah Persebaya Surabaya di Stadion Gelora 10 November Tambaksari, Surabaya. Selama berada di Surabaya, tim berkostum garis-garis membujur biru-kuning ini menginap di Hotel Majapahit.

Para pemain yang dibawa pun bukan sembarangan. Beberapa diantaranya : Juan Antonio Burgos, José Jorge González, Daniel Killer, Aurelio Pascuttini, Ricardo Ferrero, Carlos Aimar, Mario Kempes dan Hugo Zavagno.

Persebaya Surabaya dengan pelatihnya J.A.Hattu pun mempersiapkan diri sebaik mungkin. Karena mereka menganggap ini adalah laga bergengsi. Kapten Rusdy Bahalwan menyatakan mereka siap bertempur mati-matian. Demikian pula dengan pemain kencang Abdul Kadir dan Jhony Fahamsyah siap mencetak gol.

Seperti biasa pertandingan dimulai pukul 15.30 WIB. Di hiasi cuaca cerah dan terik khas Kota Surabaya. Pertandingan berjalan dengan tempo sedang sesekali naik menjadi cepat. Beberapa kali Mario Kempes mengancam gawang Tim Bajul Ijo yang dikawal oleh Suharsoyo. Akan tetapi tim tuan rumah juga menyengat melalui aksi-aksi dinamis Rusdy Bahalwan di rusuk kiri dan kecerdikan Hadi Ismanto. Beruntung bagi Rosario Central, tendangan keras Hadi Ismanto masih membentur mistar gawang. Catatan khusus pada pertandingan ini adalah ditempel ketat Mario Kempes hingga mati kutu oleh Riono Asnan.

Hingga peluit panjang ditiup, kedudukan masih sama kuat 0-0. Hasil yang adil bagi kedua kesebelasan. Dan pertemuan bersejarah bagi kedua klub. (dpp)

*Disarikan dari buku kedua saya: Tim Mancanegara Dan Persebaya Surabaya

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

On This Day

Persebaya 1927 Ditahan Imbang Persija IPL

Gelora 10 Nopember atau lebih dikenal dengan nama Stadion Tambaksari Surabaya menjadi saksi laga imbang Persebaya (1927) saat menghadapi Persija IPL. Skor 3 – 3 ini terjadi pada lanjutan kompetisi IPL tepatnya Minggu 3 Juni 2012.

Published

on

Surabaya – Gelora 10 Nopember atau lebih dikenal dengan nama Stadion Tambaksari Surabaya menjadi saksi laga imbang Persebaya (1927) saat menghadapi Persija IPL. Skor 3 – 3 ini terjadi pada lanjutan kompetisi IPL tepatnya Minggu 3 Juni 2012.

Delapan tahun lalu bonek memenuhi kapasitas Tambaksari. Saat itu Persebaya dilatih oleh Divaldo Alves asal Portugal. Dua gol Fernando Soler dan satu gol Otavio Dutra menyelamatkan Green Force dari kekalahan. Tiga gol Persija IPL dicetak oleh Emanuel de Porras (2) dan Rinto Ali.

“Tim sedikit drop waktu kebobolan lebih dulu, serta di babak pertama memang presurenya tinggi,” kata pelatih Persebaya, Divaldo saat itu dikutip dari detik.com.

Kerusuhan Dan Gas Air Mata

Pada hari itu juga tercatat sebagai sejarah ada bentrok antara bonek dengan aparat kepolisian. Kerusuhan disertai gas air mata terjadi di dalam dan luar stadion. Ada satu korban terinjak-injak saat akan keluar stadion bernama Purwo Adi Utomo beralamatkan di Babadan Rukun Gang 6 Nomor 3 Surabaya.

Beberapa bonek dengan menggendong anaknya protes kepada petugas yang menembakkan gas air mata / Foto : Tempo

Purwo merupakan putra tunggal pasangan Yudiatno dan Ratna, warga Babadan Rukun VI- No.3 Surabaya. Yudianto bekerja sebagai sopir pribadi sedangkan Ratna berjualan soto ayam. Purwo merupakan siswa Sekolah Menengah Kejuruan V.

Manajer Persebaya 1927 Saleh Hanifah saat itu menyatakan prihatin dengan kejadian tersebut. “Kami menanggung semua biaya pemakaman. Besok pemain akan saya ajak takziah,” kata Saleh dikutip dari Tempo. (Bim)

Susunan Pemain:

Persebaya : 30 Endra Prasetya, 24 Yusuf Hamzah, 5 Otavio Dutra, 15 Rivelino Ardiles, 3 Erol Iba (C), 8 Taufiq, 7 Walter Brizuela, 29 Mario Karlovic, 10 Andik Vermansyah, 2 Mat Halil (Rendi Irwan 57′), 9 Fernando Soler

Persija : 1 Alexsandar Vrteski; 4 Indra Cahya, 27 Tito Purnomo, 5 Liswanto, 15 Diego Michiels; 17 Arfan Arywijaya, 8 Danilo Fernando, 19 Reza (Rinto Ali), 25 Cornelis Gedy;  9 Emmanuel De Porras

Gol : 55′ Emanuel de Porras, 60′ Rinto Ali 74′ Otavio Dutra,77′ Fernando Soler, 90′ Emanuel de Porras, 93′ Fernando Soler

 

 

Continue Reading

On This Day

27 November 1990: Persebaya Juara Piala Utama

Published

on

Pada tanggal 27 November 1990, 28 tahun silam. Persebaya Surabaya dengan skuat pemain muda hasil kompetisi internal mampu muncul menjadi kampiun Piala Utama 1990.

Pada laga final di Stadion Utama Senayan, Jakarta, Persebaya Surabaya sebagai wakil dari Kompetisi Perserikatan menyudahi perlawanan klub kuat penghuni Kompetisi Galatama, Pelita Jaya dengan skor 3-2 (0-1). Tim asuhan Rusdy Bahalwan, Soebodro, Zulkifli Yasin dan Totok Risantono ini tertinggal terlebih dahulu melalui gol yang dicetak oleh Alexander Saununu yang dicetak di menit ke-35.

Kemudian Persebaya membalas melalui gol yang dihasilkan oleh Yusuf Ekodono lima menit setelah restart babak kedua. Anak asuhan pelatih Benny Dollo ini unggul lagi lima menit berselang melalui Noach Meriem. Nyaris setengah jam kemudian Yusuf Ekodono mencetak gol keduanya dan membuat keadaan imbang 2-2. Kedudukan imbang ini bertahan hingga 90 menit babak utama usai. Menit ke-95, Winedy Purwito mencetak gol kemenangan dari jarak dekat memanfaatkan kesalahan tangkapan bola kiper Listyanto Rahardjo.

Bola tendangan penjuru Seger Sutrisno keras dan terarah menghunjam area tengah gawang “The Commandos” yang tak bisa diantisipasi oleh sang kiper. Pada akhirnya skor 3-2 ini bertahan hingga peluit panjang ditiup. Dan Persebaya Surabaya berhak atas Piala Utama 1990.

Selain sebagai juara, gelar individual pun diraih oleh salah seorang pemain Persebaya Surabaya. Dia adalah Yusuf Ekodono yang muncul sebagai Top Skor dengan 6 gol. (dpp)

*) Keterangan foto: Yusuf Ekodono Mengangkat Trofi Sepatu Emas (arsip Harie Selty) 

Continue Reading

On This Day

8 Oktober 1997: Hyundai Ulsan 4 , Persebaya 1

Published

on

8 Oktober 1997 Persebaya Surabaya melakoni leg kedua Babak Pertama Piala Champions Asia 1997 melawan jawara Korea Selatan, Hyundai Ulsan di Kota Ulsan, Korea Selatan. Persebaya Surabaya dengan pelatihnya Rusdy Bahalwan membawa misi balas dendam. Karena di leg pertama yang berlangsung di Stadion Gelora 10 November Tambaksari, Surabaya pada tanggal 23 Agustus 1997 sebelumnya, Persebaya Surabaya yang tampil pincang karena beberapa pemain kuncinya absen karena pemusatan latihan Timnas Indonesia ASEAN Games 1997 harus takluk 1-2 (0-1) setelah sebelumnya unggul dahulu melalui sontekan pemain asal Brazil, Jacksen F. Tiago di menit ke-13.

Sayang cuaca dingin menjadi kendala tersendiri bagi pemain Tim Bajul Ijo ketika itu. Bahkan beberapa pemain kita sempat mengalami mimisan karena tak tahan dengan hawa dingin tersebut. Babak pertama ditutup dengan keunggulan Hyundai Ulsan 3-0. Awal restart babak kedua Green Force mampu membuat gol melalui striker berdarah Ambon, Reinald Pieters. Tersengat dengan gol ini, Ho Myung-Bo dkk menggempur pertahanan Persebaya Surabaya. Hasilnya mereka mencetak gol kembali melalui pemain tengah Yoo Sang-Chul. Hasil akhir pertandingan ini Persebaya Surabaya kalah 4-1 dari tuan rumah Hyundai Ulsan. Dan secara aggregate kalah 2-6.

Pengalaman memang mahal harganya. Tapi pasti ada pelajaran yang bisa di petik dari lawatan ke Asia Timur kali ini. Bravo Persebaya Surabaya!

Continue Reading

Trending